Zaman dahulu para penjajah dari negeri-negeri di Eropa datang ke Indonesia, salah satu tujuannya adalah menguasai perdagangan rempah-rempah di nusantara. Dari sekian banyak rempah yang diperdagangkan, buah pala (selanjutnya 'pala') menjadi salah satu primadona.
Bau, tekstur, dan rasanya yang khas menjadikannya sebagai bahan campuran/ bumbu dari masakan yang bercitarasa tinggi. Selain itu, -dalam bentuk yang lain yaitu- bubuk pala juga digunakan sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar.
Buah yang berasal dari Genus Myristica ini memiliki nama Latin Myristica fragrans. Ia tumbuh dengan subur di tanah Maluku, dan dibeberapa tempat mancanegara, seperti Penang-Malaysia, Granada, dan Kerala-India. Spesies lain dari pala adalah M.argentea (Papua Nugini) dan M.malabarica (India).
Selain untuk keperluan pengolahan makanan, pala juga dapat dimanfaatkan untuk diambil minyaknya. Minyak atsiri yang dihasilkan dari pala memiliki kandungan kisaran 7-14%, dan umumnya digunakan di industri farmasi, kosmetik dan wewangian. Pada pengobatan tradisional, pala dan biji pala digunakan untuk mengobati gejala sakit pada syaraf dan pencernaan.
Fakta Nutrisi Pala ( per 100g, sumber USDA ) :
sumber: wikipedia , nutrition-and-you
